Assalamualaikum,
Selalu excited tiap kali merencanakan liburan bersama Apap dan anak-anak. Unlike the previous vacation yang biasa kami lakukan, which is gak jauh-jauh dari Bandung, Kuala Lumpur, Singapore, Kuala Lumpur lagi.. kali ini agak berbeda karena destinasi liburannya harus pakai visa. Ya, selain passport, we also need visa for this vacation. Kemanakah kita akan pergi?? Its Melbourne, Australiaaa.. yeaaayy..
First, why Melbourne? Sebenarnya alasan utama kami memilih Melbourne adalah karena disana ada Kara. My long distance bestfriend who have lived there for yearsss.. alasan lain adalah saya pengen banget sih ke negara yang orangnya bule bule, tapi gak yang terlalu jauh.. hehe.. So yas, untuk pengurusan visa, ada 2 options.. urus sendiri atau melalui bantuan agent. Agent disini bisa agent yang besar atau memang yang berpengalaman aja urus-urus dokumen seperti ini. Awalnya sempat berpikir untuk urus sendiri. Sudah tanya tanya juga ke Ka Fifi Alvianto perihal ini, juga baca postingan ka Fifi soal ini di blog nya. Tapi anehnya, aku mundur teratur karena ka Fifi bilang, "Make sure anak-anak anteng ya pas di kantor kedutaannya.. terus gak boleh pake handphone sama sekali selama disana" Saya mikir kan ya, kayanya hampir gak mungkin kalau saya kesana gak bawa anak-anak,soalnya dirumah gak ada yang bisa dititipin, lalu gak boleh nyalain handphone yang mana merupakan "alat" yang bisa bikin mereka anteng.. Yaudah, akhirnya saya memutuskan untuk tanya-tanya ke travel agent terdekat dari rumah saya yaitu Dwidaya Tour.
Sebelum datang langsung ke kantor representatif Dwidaya Tour yang ada di Cinere Bellevue lt. 1, saya sempat googling dulu sih soal pembuatan visa dengan bantuan travel agent. Lalu nyangkut di blog nya Mas Ariev Rahman yang kebetulan juga pernah melakukan perjalanan ke Australia dengan bantuan Dwidaya Tour untuk pengurusan visanya. Di blog nya Mas Ariev menulis bahwa Dwidaya Tour memiliki tim screening sendiri untuk mengecek kelengkapan dokumen persyaratan visa, sehingga mereka tidak akan menyerahkan dokumen ke kedutaan apabila belum lolos screening dari tim Dwidaya sendiri. Yaa saya pikir, mudah-mudahan dengan begitu akan memperbesar kesempatan visa kita di granted kan.
Jadi iya, diputuskan untuk menggunakan jasa Dwidaya Tour untuk urus visa. Waktu kesana, saya sama sekali belum bawa apa-apa. Hanya menanyakan persyaratannya apa saja, dan berapa biaya nya. Lalu saya dikasih 1 lembar kertas yang berisi persyaratan yang harus saya penuhi, kemudian 4 formulir pemohonan visa Australia yang sebenarnya bisa kita download dan print sendiri dari website kedutaan Australia (tapi waktu itu rada bingung yang mana formulirnya, jadinya minta ke Dwidaya aja). Untuk biayanya sendiri adalah sebesar Rp 1.750.000/ orang, harga anak dan dewasa sama saja. Sepertinya harga ini terpaut Rp 250.000 dengan kalau kita urus visa nya sendiri. Jadi kalau buat saya sih ya, sebagai ibu-ibu yang rada mager, apalagi rumah saya agak jauh di Cinere which is effort banget kalau harus urus visa sendiri ke Kuningan City, belum lagi bolak baliknya ya kan, mengurus visa dengan bantuan agent sih terbantu banget plus membuat hidup menjadi lebih mudah.. hehe.. dan yang terpenting bahwa Dwidaya memiliki tim screening sendiri yang sudah dipercaya pihak kedutaan. Saya saja beberapa kali bolak balik ke kantor Dwidaya untuk melengkapi dokumen yang kurang. Berhubung dekat, jadi ya alhamdulillah deh dijalani saja. Berikut beberapa persayaratan dokumen yang harus dilengkapi untuk pengajuan visa Australia ya:
- Passport asli yang berlaku minimal 7 bulan sejak tanggal keberangkatan
- Pas foto berwarna terbaru ukuran 4x6 dengan backgound putih sebanyak 2 lembar
- Surat sponsor dari perusahaan tempat bekerja yang basically menegaskan bahwa benar suami bekerja di perusahaan tersebut dan akan kembali lagi ke Indonesia. Kalau yang punya usaha sendiri, bisa melampirkan copy SIUP/ surat ijin lainnya.
- Fotokopi KTP, akta kelahiran, buku nikah dan kartu keluarga.
- Fotokopi buku tabungan 3 bulan terakhir. Basically mereka mau lihat sih kestabilan keuangan kita dan make sure bahwa selama disana kita gak akan terlantar karena gak punya uang. Amannya, perorang yang akan berangkat dijamin dengan tabungan minimal Rp 50juta. Kalau yang tabungannya gak sampai segitu, bisa minta sponsor dari orang tua yang persyaratan selanjutnya akan dibantu oleh pihak Dwidaya.
- Isi dan tanda tangan di formulir 1419 untuk visa turis (formulir ini di provide oleh Dwidaya Tour) dan untuk formulir anak-anak, tetap diisi dan di tanda tangani oleh kedua orang tua.
- Isi dan tanda tangan formulir 956 A.
Proses pengajuan visa kurang lebih 15 hari kerja. Dan alhamdulillah, sebelum 15 hari saya sudah mendapat kabar dari pihak Dwidaya bahwa visa kami GRANTED. Yeaayyy alhamdulillah.. Sempet sakit perut juga sih pas nunggu visa diterima atau ngga, harap harap cemas banget deh. Dan ketika dikabari kalau visanya granted, itu rasanya kaya........ sembuh dari sembelit. Visa pun saya ambil di kantor Dwidaya, dan iya visa nya hanya berbentuk lembaran-lembaran kertas dan kayanya gak ada tanda-tanda ke legalannya banget. Sampai saya tanya, "ini visanya begini doang Mba? trus yang membuat ini official tuh bagian mananya?" si mbak pun menjelaskan bahwa memang seperti itu bentukannya, dan ada baiknya kalau visa ini di duplikasi dengan di foto kopi beberapa kali atau di scan lalu simpan di USB karena visanya berlaku sampai 1 tahun dengan multiple visit. Alhamdulillah, proses pengajuan visa lancar dan akhirnya di granted untuk 1 tahun kedepan. Kira kira seperti ini lah proses pembuatan visa melalui Dwidaya Tour, mudah kan ya? Tapi mungkin kapan-kapan kalau mau traveling lagi, mau coba juga sih urus sendiri, biar pengalaman juga kan.
No comments:
Post a Comment